Powered By Blogger

Sabtu, 05 Maret 2011

Guns N’ Roses Bereuni

lima personel asli Guns N’ Roses, W. Axl Roses (vokal), Saul “Slash” Hudson (gitar), Izzy Stradlin (gitar), Duff Mckagan (bass), dan Steven Adler (drum) dikabarkan bakal mentas bareng saat digelar Super Bowl 2012 . Mne News menyebut, kabar itu dirilis Kent Sterling, seorang blogger olahraga ternama asal Amerika Serikat (AS).



Menurut Sterling, saat ini, pihak NFL, penyelenggara Super Bowl tengah melakukan pembicaraan intens dengan berbagai pihak untuk mengegolkan rencana ini. Super Bowl sendiri merupakan ajang akbar sepak bola khas Amerika. Saat jeda babak pertama, memang kerap diisi dengan penampilan musisi-musisi ternama. Super Bowl 2012 sendiri rencana akan digelar 5 Februari 2012.
Axl Rose, sang vokalis, yang sempat membantah bakal terjadi reuni, dikabarkan telah setuju. Sebelumnya, Slash, sang gitaris, sempat mengatakan dirinya tak keberatan bergabung kembali dengan Gun’s Roses, jika Axl mau meminta maaf kepadanya. Slash memang masih menyimpan sakit hati setelah hengkang dari grup pengusung glam rock asal Los Angeles itu di tahun 1996.
Namun begitu, Sterling juga menyebut, terlalu dini untuk berharap kahadiran Guns N’ Roses di Super Bowl 2012. Sebab, menurut dia, kemungkinan rencana ini gagal juga sangat besar. Namun, jika konser reuni ini sukses digelar, ini akan jadi pertama kalinya, Axl, Slash, Duff, Izzy, dan Adler tampil bareng, setelah tahun 1990, usai Adler dipecat lantaran kecanduan alcohol.
Seperti diketahui, Guns N’ Roses yang didirikan tahun 1985, menjulang namanya saat merilis album pertama mereka, Appetite For Destruction di tahun 1987. Album yang berisi lagu-lagu legendaris, seperti “Sweet Chile O Mine”, “Paradise City”, “Welcome to The Jungle”, ataupun “You’re Crazy” ini terjual lebih dari 28 juta kopi di seluruh dunia.
Lagu-lagu mereka ketika itu juga selalu menduduki tangga tertinggi di berbagai tangga lagu dunia, termasuk menjadi “most wanted” di Billboard Hot 100.
Sayang, usai merilis album kedua, G N’ R Lies, di tahun 1988, satu persatu personel asli mereka hengkang. Adler dipecat sebelum album Use Your Illusion diluncurkan ditahun di 1991. Tempatnya digantikan Matt Sorum. Kemudian disusul cabutnya Izzy.

Tahun 1996, setelah merilis album The Spaghetti Incident? (1993), giliran Slash yang memutuskan hengkang lantaran pertengkaran berkepanjangan dengan Axl, yang memuncak saat rekaman album covering Rolling Stones, “Sympathy for the Devil”. Setahun kemudian, Duff-sang bassist yang merupakan idola saya-mengikuti jejak Slash, meninggalkan Guns N’ Roses.
Setelah itu, Axl masih mengusung nama Guns N’ Roses sempat merilis album dan Chinese Democracy di tahun 2008 dengan bantuan beberapa musisi, termasuk Dave Navarro, mantan gitaris Red Hot Chilli Peppers dan Jane’s Addiction.
Hingga saat ini, Axl sendiri mengklaim Guns N’ Roses masih berjalan dengan personel-personel baru yang dia gamit.  Sementara, eks personel seperti Slash, Duff, Izzy, serta Adler sibuk dengan proyek masing-masing. Slash misalnya, selain bersama Duff, berbendera Velvet Revolver sempat juga berkolaborasi dengan grup hip hop The Black Eyed Peas.
Izzy sempat bersolo karier dan merilis album iTunes di tahun 2007. Sedangkan Adler sempat membuat band Adler’s Appetite dan mengeluarkan album self titled, di tahun 2005.

sumber :http://hiburan.kompasiana.com 
»»  read more

Jumat, 04 Maret 2011

Sekilas Tentang Billy Sheehan

Teknik Tinggi Mengandalkan Sound Natural


Dalam industri musik dunia, banyak band sukses yang justru memiliki kualitas musikal yang cenderung 'biasa-biasa'. Meskipun demikian, banyak juga band sukses lain yang musisinya juga memiliki kualitas musikal yang tinggi. Ujar pemain bass kawakan yang satu ini.

Pencabik bass band Mr.Big kelahiran Buffalo New York, 19 Maret 1953 ini menyebutkan beberapa nama sukses yang menurutnya "fake" atau bukan menyanyi yang sesungguhnya, seperti Britney Spears, Pussycat Dolls, dan beberapa nama lain. Akan tetapi, nyatanya mereka sukses dan menghasilkan banyak uang. Mereka menjual tampilan, bukan kualitas secara musikal. Inilah fakta dan kenyataan pada industri musik dewasa ini. Akan tetapi, saya pikir saya tetap memilih kualitas musikal yang baik untuk bisa menembus industri tersebut (sembari menyebut beberapa nama seperti AC/DC, Whitney Houston, Alicia Keys, atau mantan vokalis Mr. Big, Eric Martin).

Sebagai seorang bass player, nama Billy Sheehan sudah mulai diperbincangkan saat membentuk band Talas (1979), sampai akhirnya bergabung dengan Michael Schenker dalam kelompok UFO (1983). Sekarang Billy bergabung dalam Steve Vai band.
Namanya mulai lebih dikenal saat bergabung dengan David Lee Roth bersama Steve Vai. Meski akhirnya Billy Sheehan cabut, dan bertemu denga Eric Martin (vokal), Paul Gilbert (gitar), dan Pat Torpey (drum) di tahun 1988 yang kemudian membentuk Mr.Big. Band Hard Rock yang memadukan harmonisasi dan skill inilah yang melambungkan namanya keseluruh dunia. Bahkan pemain bass yang dikenal dengan teknik Two-hand tapping ini sukses menyabet gelar "The Best Bassist" sebanyak 11 kali versi majalah Bass Player, dan 5 kali versi majalah Burn. Selain itu juga meraih predikat "Best Rock Bass Player" versi majalah Guitar Player.

  • Sound Ada di Tangan
Saat ditanya bagaimana memaksimalkan sound, termasuk membuat karakter sound seperti double take, Billy Sheehan mengaku tidak menggunakan banyak bantuan dalam setup amplinya. "Sound yang sebenarnya ada di tangan saya", katanya. "Seperti anda melihat Jimmy Hendrix, Steve Vai, Jaco Pastorius, dan Marcus Miller, yang memaksimalkan sound dari tangannya. dan bukan dari efek-efek yang digunakan. Pada dasarnya, saya lebih menyukai sound yang natural."

Untuk itu Billy Sheehan memilih Ampeg SVT-Pro head untuk mendapatkan sound distorsi yang natural, degan cara menaikan volume pada ampli head tersebut. Billy Sheehan termasuk pemain bass yang tidak pernah mengubah-ubah setup maupun equipment yang digunakannya. Walaupun memiliki signature series head amps dari Ampeg SVT-BSP, produk diatas masih digunakannya sampai saat ini. Selain itu didukung dengan Ampeg Cabinet 8x10, yang menurutnya memiliki karakter low yang sangat kuat.

Jika dibutuhkan, saat live pemain bass ini juga lebih memilih sistem rack. "ini hanya membantu saat live saja. Akan tetapi, sound yang sebenarnya datang dari tangan kita. Semakin banyak kita menggunakan efek, sound orisinal akan semakin hilang. Justru hal ini akan mempengaruhi kualitas skill seorang musisi. Jika seorang musisi bisa menghasilkan sound tanpa banyak bantuan hal-hal yang bersifat elektronik, dia adalah tipe musisi yang baik.

  • Latihan dan Bermain
Menurut pemain bass yang berlatih sejam dalam sehari ini menyarankan untuk musisi harus memaksimalkan skill. Mengenai hal ini, Billy Sheehan mengungkapkan, "Banyak orang yang susah membedakan berlatih dan bermain. Berlatih adalah melakukan hal-hal tersulit saat memainkan instrumen. Dan hal ini cenderung menyakitkan. Targetnya, setiap hari kemampuan skill-nya harus bertambah. Banyak orang yang menyangka, memainkan lagu selama berjam-jam sama dengan latihan. Jika anda bisa mencapai hal-hal tersulit, maka akan bisa melakukan hal-hal menakjubkan. Termasuk memaksimalkan sound dari tangan kita, dan bukan bantuan dari perangkat yang digunakan".

  • Bass yang Nyaman Digunakan
Menurutnya cara memilih bass yang ideal adalah seberapa nyaman anda memegang dan mengunakannya. Karena instrumen tersebut akan berada ditangan anda selama berjam-jam, berhari-hari, bahkan dalam hitungan tahun. " anda tidak boleh salah memilih. Untuk itu saya membutuhkan bass signature series." Billy Sheehan termasuk Endorsment yang cukup setia. Dia bergabung dan menggunakan Yamaha Attitude bass lebih dari dua dekade lamanya.

Sebelum bergabung dengan Yamaha, Billy Sheehan awalnya menggunakan Fender Precission Bass. Dan bass inilah yang diadaptasi menjadi Attitude bass. "Awalnya saya mencoba bass Yamaha klasik BB series. Saya sangat suka dengan karakter sound yang dihasilkan. Kemudian saya mengkombinasikan bass lama saya dengan BB series ini, tentu saja dengan berbagai pembenahan baru. Pada akhirnya saya hanya mengadaptasi body dari bass Fender saya. Necknya saya buat lebih solid dengan konsep lebih masuk ke dalam dan di sambung dengan dua buah scrup.

Mengapa masih menggunakan bass berdawai 4, sementara tren yang berlaku lebih kearah bass 5 string atau lebih. Billy menyatakan bahwa pada dasarnya ia lebih menyukai karakter bass klasik yang hanya menggunakan 4 buah string. dan menurutnya itu sudah cukup. "Anda melihat Paul McCartney, Marcus MIller, Jaco Pastorius, Stu Hamm, dan banyak pemain bass lainnya juga menggunakan 4 string saja".

Saya tidak perlu menggunakan lebih dari itu. Saya bisa memaksimalkan pada permainan tangan untuk eksplorasi sound yang luas. Kebetulan bass signature saya menggunakan sistem Tunner"D" Hipshop, yang dapat menurunkan tuning senar "E" lebih rendah ke "D". Hal ini dapat menghasilkan sound seperti dari bass berdawai 5 atau 6.

Selain banyak berbicara mengenai hal-hal teknis, Billy Sheehan yang bisa memainkan beberapa alat musik ini memberi masukan bagaimana bermain bass yang baik. "Bass merupakan mediator dari Rhytm dan melodi. Ini merupakan peranan penting pada sebuh band. Untuk menjadi seorang pemain bass yang baik, harus bisa mengikuti permainan seorang drumer dan sanggup memberikan nada pada beat-beat yang dihasilkan.

Demikian Sekelumit tentang Billy Sheehan, mudah-mudahan menambah wawasan baru dalam bermain musik, khususnya bass guitar.






Sumber : AudioPro (www.audiopro.co.id)
»»  read more

Kamis, 03 Maret 2011

Mike Portnoy Keluar Dari DREAM THEATER



Kalangan pecinta progressive sangat dihebohkan dengan keputusan sepihak Mike Portnoy yang memilih mundur sebagai drummer DREAM THEATER. Band yang telah dibangun dan membesarkan namanya dalam 25 tahun terakhir.
“Sebelumnya aku tidak pernah membayangkan ini akan terjadi. tapi setelah 25 tahun akhirnya keputusan besar telah aku buat dengan keluar dari DREAMTHEATER. Band yang sangat aku cintai, yang sudah aku bentuk seperempat abad.
“Mungkin banyak orang akan shock dengan berita ini, tapi tolong mengerti tentang keputusan penting yang sudah aku buat. Ini memang keputusan sulit tapi jujur pergolakan ini sudah ada sejak tahun lalu…..
“Setelah setahun terakhir lebih intens bermain di beberapa band seperti HAIL!, TRANSATLANTIC dan juga AVENGED SEVENFOLD, jujur aku lebih merasakan kesenangan dengan mereka dan kedekatan dibanding dengan situasi sekarang di DREAM THEATER.
“Tapi tolong jangan salah paham kalau menilai aku membenci DREAM THEATER. Aku punya cerita panjang dengan band itu dan aku mencintai DREAM THEATER bakan nama itu juga datang dari pemberian ayahku. Tapi aku pikir aku butuh suasana baru setidaknya untuk saat sekarang.
“Ada perasaan lain yang juga aku rasakan kalau DREAM THEATER seperti ingin membuat skema mengeluarkan aku dari band dan keputusan aku juga untuk menyelematkan hubungan personal dengan personil lain untuk membuat DREAMTHEATER tetap penuh inspirasi.
“Aku minta maaf untuk semua fans berat DREAM THEATER tapi tolong mengerti tentang situasi sekarang. Saat ini aku hanya ingin istirahat dari band tersebut dan bukan berarti keluar sepenuhnya,” kata Mike Portnoy seperti yang dilansir dari catatan resminya yang temuat di facebook.
DREAM THEATER adalah panutan utama di scene progressive metal dunia. Terbentuk di tahun 1986 band ini jarang berganti personil dan keluarnya Mike Portnoy menjadi orang ketiga personil asli yang hengkang dimana sebelumnya ada vokalis Charles Dominici dan keyboardist Kevin Moore. Praktis tinggal John Myung dan John Petrucci yang menjadi personil asli band ini.
Sejak terbentuk di tahun 1986, Mike Portnoy bersama DREAM THEATER setidaknya telah merilis sepuluh album penuh termasuk debut “When Dream and Day Unite” di tahun 1989 dan “Black Cloud and Silver Linnings” di tahun 2009.
Mike Portnoy atau yang bernama asli Michael Stephen Portnoy ini pernah meraih beberapa penghargaan utama sebagai drummer terbaik menurut beberapa versi termasuk 23 kali menjadi juara versi Majalah Modern Drummer. Dan pria yang memiliki darah keturunan Yahudi ini lahir 20 April 1967.

sumber: http://berontakzine.com/news/2010/09/09/mike-portnoy-keluar-dari-dream-theater/

»»  read more

Mengenang The Rev Avenged Sevenfold

THE REV
James Owen Sullivan, (lahir 9 Februari 1981 – meninggal 28 Desember 2009 pada umur 28 tahun; lebih dikenal dengan nama The Rev atau The Reverend Tholomew Plague) adalah seorang drummer sekaligus penyanyi latar untuk grup musik Avenged Sevenfold. The Rev juga sempat menjadi penyanyi utama pada grup musik Pinkly Smooth.
.
KARIR
Ia memperoleh sepasang tongkat drum pada usia lima tahun, dan menerima drum sendiri pada usia sepuluh. Hanya dalam waktu satu tahun, dia bermain “The Black Page” dengan mahasiswa dalam ansambel perkusi dilakukan oleh gurunya. Dia selalu dengan pelajaran dalam enam tahun kemudian, di SMA, ia mulai bermain dalam band. 
Sebelum meninggalkan untuk bergabung Avenged Sevenfold sebagai salah satu anggota pendiri band ini, Sullivan adalah drummer band ska band Suburban Legends. Pada usia delapan belas tahun dia merekam album pertama dengan Avenged Sevenfold berjudul “Sounding the Seventh Trumpet”. Kemudian dalam hidupnya ia dipengaruhi oleh drumer Vinnie Paul, Mike Portnoy, dan Terry Bozzio.
Dia bahkan memiliki pengaruh “visual”, Tommy Lee, di mana ia berkomentar bahwa “Saya tidak menyangka akan memiliki salah satu dari mereka.” Kemampuan Sullivan yang disebutnya “‘The Double-ride’ adalah suatu teknik yang dapat didengar pada lagu” Almost Easy “di mana dia bermain ganda sampai pada tempo cepat antara double bass dan cymbal naik. Perusahaan drum “Drum Workshop” mengesahkan The Rev dan berkata dia bisa punya drum yang ia inginkan, sehingga ia memilih double bass drum, yang ia lebih pilih daripada double bass pedal.
The Rev tidak hanya bermain drum, dia adalah vokalis, pencipta lagu, dan pianist untuk Avenged Sevenfold juga. keterampilan-Nya sebagai seorang pianis dapat didengar pada lagu “Warmness In Soul” di mana bagian pianonya adalah fokus utama dari lagu yang mencakup solo ditulis oleh The Rev vokal Nya ditampilkan dalam “Avenged Sevenfold A Little Piece of Heaven “,” Brompton Cocktail “,” Gunslinger “,” Lost “, dan” afterlife”. Pengetahuannya tentang gitar dan piano untuk menulis lagu-lagu” “Almost Easy,” A Little Piece of Heaven “, “afterlife” dan “Brompton Cocktail” yang muncul di album Avenged Sevenfold selfl-titled. Dia juga memberikan kontribusi untuk pembuatan “Critical Acclaim” dan “Lost”. 
Band ini menjadi sangat populer dan memenangkan MTV Music Award untuk Best New Artist pada tahun 2006. Dan pada tahun 2009, dalam jajak pendapat dari beberapa drumer terbesar di dunia yang dilakukan oleh Majalah Rhythm, The Rev mendapat tempat sebgai drumer ke 41 terbesar sepanjang masa.dan ia termasuk pemain Drum terhebat di dunia yg berada di urutan ke-2.
»»  read more

Sabtu, 25 September 2010

om bob & sejarah reggae


Kekuasaan Inggris terhadap negara-negara jajahannya runtuh sebelum masa PD II & terpecah belah pada saat pertengahan masa peperangan. Inggris memeberikan kemerdekaan kepada negara-negara jajahannya setelah mendapat tekanan dari pemerintahan kolonial. Pada tahun 1962 Jamaika membentuk pemerintahan sendiri meskipun masih tetap sebagai negara yg makmur. Budaya Jamaika & muziknya mulai terefleksi dalam optimisme baru & aspirasi rakyat yang liberal. The Jamaican Broadcasting Corporation pun ikut membangkitkan semangat kepada pemuzik² muda melalui siaran acara² di radio. 


Pada akhir tahun 50'an pengaruh-pengaruh jazz, R&B, & mento (sejenis muzik calypso) melebur menjadi satu bentuk baru yang dinamakan 'shuffled'. Irama shuffled memperoleh populari berkat kerja keras musisi-musisi seperti Neville Esson, Owen Grey, The Overtakers & The Matador Allstars.

Sejak tahun 40'an Jamaika telah mengadopsi & mengadaptasi berbagai bentuk muzik dari Amerika. Pada saat PD II berakhir, begitu banyak band-band di Jamaika yang memainkan muzik² dansa. Grup seperti Eric Dean Orchestra dengan trombonisnya Don Drummond & master gitarisnya Ernest Ranglin terpengaruh oleh pemuzik² jazz Amerika seperti Count Bassie, Erskine Hawkins, Duke Ellington, Glenn Miller & Woody Herman. Ditahun 50'an ketenaran band-band jazz di Amerika digantikan oleh grup-grup yang kecil & cenderung lebih memainkan irama bop/rhythm & blues sound. Musisi Jamaika yang sering berkunjung ke Amerika terpengaruh & membawa pola permainan muzik tersebut ke daerah asalnya. Band-band local di Jamaika seperti Count Smith The Blues Blaster, Sir Nick The Champ & Tom The Great Sebastian mulai memainkan gaya baru tersebut.

Sepanjang tahun 60'an wilayah ghetto di Jamaika dipenuhi oleh pemuda-pemuda yang 
mencari pekerjaan. Pada waktu itu amat susah di dapati. Pada awalnya pemuda-pemuda ini tidak tertarik dengan optimisme musik ska. Pemuda-pemuda tersebut menciptakan identiti kelompok sebagai 'Rude Boy' (sebuah trend dikalangan pemuda yang pernah terjadi pada periode awal tahun 40'an) Menjadi 'Rude' ertinya menjadi seseorang dimana masyarakat menganggapnya tidak berguna. Gaya dansa ska para Rude Boy memiliki ciri khas tersendiri, lebih pelan, dengan tingkah seakan-akan meninju seseorang. Rude Boy memiliki koneksitas dengan 'Scofflaws'(orang-orang yang selalu menentang hukum) & dunia kriminal lainnya. Hal ini terefleksikan dalam lirik-lirik lagu ska. (catatan: gaya penampilan berpakaian Rude Boy iatu dengan celana panjang yang mengatung hanya semata kaki). Muzik ska sekali lagi mengalami perubahan untuk merefleksikan 'Mood of the rude' dengan menambahkan tensi pada permainan bass yang disesuaikan dengan gaya sebelumnya iatu 'free-walking bass style'. 

Banyak yang datang mengadu nasib di kota Kingston untuk memperoleh pengetahuan dalam industri muzik yang kemudian beralih menjadi penjual ganja ketika gagal & modal makin menipis. Banyak pula yang berkecimpung dalam dunia kriminal (tergambar dalam film 'The Harder They Come' yang diperankan oleh Jimmy Cliff ...film ini dipercaya mengisahkan tentang perjalanan hidup Jimmy Cliff) 

Dua parti politik yang ada di Jamaika membentuk banser bersenjata. Opini publik pun mengarah pada penentangan terhadap kelompok Rude Boy & penggunaan senjata api. Peraturan memiliki senjata api pun ditilik kembali setelah melalui periode dimana kepemilikan senjata diperbolehkan asal tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Siapa pun yang memiliki senjata api yang ilegal, diancam hukuman penjara seumur hidup 

Artis & produser mendukung bahkan 'memaafkan' atas prilaku kelompok Rude Boy melalui muzik ska. Dukungan untuk tidak menggunakan senjata api terefleksi dalam lagu-lagu seperti "Lawless street" dari kelompok Soul Brothers, "Gunmen coming to town" The Heptones. Duke Reid memproduseri salah satu grup ska The Rude Boy (shuffling down Bond street) C.S. Dodd pun ikut memproduksi grup muda yang memiliki visi muzik mereka sebagai 'rudies' iatu kelompok The Wailers ( Bob Marley, Peter Tosh, Bunny Wailer). Prince Buster menemukan seseorang yang memiliki mitos karakter sebagai Rude Boy iatu Judge Dread. Lagu "007 Shanty Town" yang dinyanyikan oleh Desmond Dekker adalah sebuah karya cemerlang dalam mendokumentasikan perilaku Rude Boy kedalam sebuah lagu (berhasil memasuki urutan tangga lagu ke 14 di UK Charts) 

Tema rude boy masih mendominasi sepanjang periode ska, dan popularitinya memuncak sepanjang musim panas tahun 1964. Beat ska menjadi lebih lambat & Rocksteady pun lahir. Gelombang ska pertama berakhir pada tahun 1968 (Rocksteady adalah bahagian cerita lain: Rocksteady kemudian melahirkan muzik Reggae. Populariti muzik Reggae di Inggris di sebarkan oleh Skinhead; kelompok Rastafarian mengadopsi muzik Reggae & lirik² lagunya cenderung bertemakan ajaran Rastafari & pandangan Relijiusnya, Reggae pun berkembang menjadi 'Dub', 'Dancehall', & seterusnya ...& seterusnya ...) 




kalau berbicara tentang muzik reggae tak kan terlepas dari sang legendaris yang namanya di kenal oleh setiap kalangan yang berada di seluruh penjuru. Terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada Februari 1945 di St. Ann, Jamaika, Bob Marley berayahkan seorang kulit putih dan ibu kulit hitam. Pada tahun 1950-an Bob beserta keluarganya pindah ke ibu kota Jamaika, Kingston. Di kota inilah obsesinya terhadap musik sebagai profesi menemukan pelampiasan. Waktu itu Bob Marley banyak mendengarkan musik R&B dan soul, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama reggae, melalui siaran radio Amerika. Selain itu di jalanan Kingston dia menikmati hentakan irama Ska dan Steadybeat dan kemudian mencoba memainkannya sendiri di studio-studio musik kecil di Kingston.

Bersama Peter McIntosh dan Bunny Livingston, Bob membentuk The Wailing Wailers yang mengeluarkan album perdana di tahun 1963 dengan hit “Simmer Down”. Lirik lagu mereka banyak berkisah tentang “rude bwai” (rude boy), anak-anak muda yang mencari identitas diri dengan menjadi berandalan di jalanan Kingston. The Wailing Wailers bubar pada pertengahan 1960-an dan sempat membuat penggagasnya patah arang hingga memutuskan untuk berkelana di Amerika. Pada bulan April 1966 Bob kembali ke Jamaika, bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I —raja Ethiopia– ke Jamaika untuk bertemu penganut Rastafari. Kharisma sang raja membawa Bob menjadi penghayat ajaran Rastafari pada tahun 1967, dan bersama The Wailer, band barunya yang dibentuk setahun kemudian bersama dua personil lawas Mc Intosh dan Livingston, dia menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui reggae. Penganut Rastafari lantas menganggap Bob menjalankan peran profetik sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan nilai Rasta melalui lagu-lagunya.

The Wailers bubar di tahun 1971, namun Bob segera membentuk band baru bernama Bob Marley and The Wailers. Tahun 1972 album Catch A Fire diluncurkan. Menyusul kemudian Burning (1973–berisi hits “Get Up, Stand Up” dan “ I Shot the Sheriff” yang dipopulerkan Eric Clapton), Natty Dread (1975), Rastaman Vibration (1976) dan Uprising (1981) yang makin memantapkan reggae sebagai musik mainstream dengan Bob Marley sebagai ikonnya.

Pada tahun 1978, Bob Marley menerima Medali Perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya. Sayang, kanker mengakhiri hidupnya pada 11 Mei 1981 saat usia 36 tahun di ranjang rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser internasional di Jerman. Sang Nabi kaum Rasta telah berpulang, namun inspirasi humanistiknya tetap mengalun sepanjang zaman.





»»  read more